Ø Mengecek operasi
logika dari counter asynchronous dan counter synchronous
Ø Memahami prinsip kerja
dan aplikasi dari sebuah Counter
Ø Memahami prinsip kerja
dari Shift Register dan sevent segment
Ø Mengetahui aplikasi dari Shift Register dan
Seven Segment
1. Resistor
Resistor
adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi
aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Besaran
resistansi suatu resistor dibaca dari posisi cincin yang paling depan ke arah
cincin toleransi. Biasanya posisi cincin toleransi ini berada pada badan
resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol,
sedangkan posisi cincin yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian
pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut.
Kalau
kita telah bisa menentukan mana cincin yang pertama selanjutnya adalah membaca
nilai resistansinya. Jumlah cincin yang melingkar pada resistor umumnya sesuai
dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 cincin (tidak termasuk
cincin toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi
kecil) memiliki 4 cincin (tidak termasuk cincin toleransi). Cincin pertama dan
seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan cincin terakhir
adalah faktor pengalinya.
2. Transistor
Transistor adalah
piranti aktif di mana outputnya adalah merupakan hasil perubahan dari imputnya.
Dengan membandingkannya, maka akan di peroleh faktor penguat. Dengan basis
bersama ( CB ) , dengan potensial UcB untuk dua jenis transistor PNP dan NPN.
Untuk jenis PNP emiter positif terhadap basis sedangkan kolektornya
negatif. Begitu pun sebaliknya dengan jenis NPN, emiter negatif dan kolektornya
positif.
3. Button
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar
tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan
untuk emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO
(normally open). Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka kontak tidak
berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop
(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk
menjalankan mematikan motor pada industri – industri.
4.
IC4026
5.
Sensor Infrared
Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial
yang mengeluarkan urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari
pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang
dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu
tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan
teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah kemunculan sebuah o
kejadian/event atau untuk menghitung pembangkit waktu. Counter yang
mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary
counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n -
1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter
syncronous.
a. Counter Asyncronous
Counter Asyncronous disebut juga Ripple Through Counter atau Counter
Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop
yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan
sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan
karena hanya flipflop yang paling ujung saja yang dikendalikan oleh sinyal
clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan
masing-masing flipflop sebelumnya.
b. Counter Syncronous
Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flip-flop
yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal mi disebabkan karena
masingmasing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal
clock.
Register geser (shift register) merupakan
salah satu piranti fungsional yang banyak digunakan dalam sistem digital.
Tampilan pada layar kalkulator dimana angka bergeser ke kiri setiap kali
ada angka baru yang diinputkan menggambarkan karakteristik register geser
tersebut. Register geser ini terbangun dari flip-flop. Register geser dapat
digunakan sebagai memori sementara, dan data yang tersimpan didalamnya
dapat digeser ke kiri atau ke kanan. Register geser juga dapat digunakan
untuk mengubah data seri ke paralel atau data paralel ke seri. Ada empat
tipe register yang dapat dirancang dengan kombinasi masukan dan keluaran
dan kombinasi serial atau paralel :
1. Serial in serial out (SISO)
Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran
juga berjumlah satu. Pada jenis register ini data mengalami pergeseran,
flip flop pertama menerima masukan dari input, sedangkan flip flop kedua
menerima masukan dari flip flop pertama dan seterusnya.
2. Serial in paralel out (SIPO)
Register SIPO, mempunyai satu saluran masukan saluran keluaran
sejumlah flip flop yang menyusunnya. Data masuk satu per satu (secara
serial) dan dikeluarkan secara serentak.Pengeluaran data dikendalikan oleh
sebuah sinyal kontrol. Selama sinyal kontrol tidak diberikan, data akan
tetap tersimpan dalam register.
3. Paralel In serial Out (PISO)
Register PISO, mempunyai jalur masukan sejumlah flip flop
yang menyusunnya, dan hanya mempunyai satu jalur keluaran. Data masuk ke
dalam register secara serentak dengan di kendalikan sinyal kontrol,
sedangkan data keluar satu per satu (secara serial).
4. Paralel In Paralel Out (PIPO)
Register PIPO, mempunyai jalur masukan dan keluaran sesuai dengan
jumlah flip flop yang menyusunnya. Pada jenis ini data masuk dan keluar
secara serentak.
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola
7-segmen atau dot matriks.Jenis 7-segmen, sebagaimana namanya, menggunakan
pola tujuh batang yang disusun membentuk angka 8 seperti ditunjukkan pada
gambar 3.1.Menurut kesepakatan, huruf-huruf yang diperlihatkan dalam
Gambar 3.1 ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan
menyalakan beberapa segmen yang sesuai akan dapat diperagakan digit-digit
dari 0 sampai 9, juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi).
Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7-segmen,
sehingga harus menggunakan decoder BCD ke 7-segmen sebagai antar muka.
Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya
berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk mengemudikan
tampilan 7-segmen.
1. PENGERTIAN
Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier). Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP
Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.
2. SISTEM SENSOR INFRAMERAH
Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.
LED Infra Merah
LED adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang
tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan LED dimulai dengan alat
inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya
adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari
cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata
lain inframerah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang,
yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.
3. RANGKAIAN SEDERHANA SENSOR INFRAMERAH
Daftar Komponen :
1. Resistor : R1 ( 33 K ohm), R2
(1 K ohm ), VR1 (Potensio 100 K ohm)
2. Kapasitor : C1 ( 100nF )
3. Transistor : Q2 ( BC547 )
4. Foto transistor : Q1
5. IC : 40106 (Schimitt trigger), 4026 (Decade counter)
6. 7-Segment
4. PRINSIP KERJA
Pada rangkaian pemancar hanya pengaturan supaya led infra merah menyala dan tidak kekurangan atau kelebihan daya, oleh karena itu gunakan resistor 680 ohm. Pada rangkaian penerima foto transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna merasakan adanya perubahan intensitas cahaya infra merah. Pada saat cahaya infra merah belum mengenai foto transistor, maka foto transistor bersifat sebagai saklar terbuka sehingga transistor berada pada posisi cut off (terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur dan jika kita tidak meredamnya, bouncing keluaran tersebut ke input couinter. Untuk meredam bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan penyulut schmitt trigger. Penyulut Schmitt trigger ini sangat berguna bagi anda yang berhubungan dengan rangkaian digital, misal penggunaan pada peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada bagian input rangkaian digital.
Rangkaian
counter yang digunakan disini adalah menggunakan IC 4026 (Decade Counter) salah
satu IC dari keluarga CMOS. IC counter ini akan mencacah apabila mendapatkan
input clock berubah dari logika rendah ke tinggi. IC ini juga langsung bisa
hubungkan ke seven segment karena keluarannya memang dirancang untuk seven
segment. Jadi tidak perlu menggunakan IC decoder sebagai pengubah nilai biner
menjadi nilai 7-segment.
Untuk mengatur kepekaan sensor bisa memutar potensio VR1 pada titik kritis,
atau jika diperlukan bisa mengganti R2 dengan nilai yang lebih sesuai.
Pada saat sensor infrared mendeteksi adanya sebuah benda, maka
sensor akan berlogika 1. Keluaran dari sensor ini akan masuk ke transistor.
Arus dari sumber akan menuju ke R1 dan ke emiter transistor. Ketika tegangan
pada kaki base transistor cukup, maka transistor akan berada pada kondisi ON,
maka arus akan mengalir menuju IC4026 sehingga IC4026 akan aktif, dan kemudian
akan menampilkannya pada seven segmen. Begitupun seterusnya.
Ragkaian: Klik disini
Video: Klik disini
File: Klik disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar